Tanggal Rilis | : | 2 Januari 2020 |
Ukuran File | : | 0.3 MB |
Abstraksi
<div style=""><ul><li><span style="font-size: 13.3333px; font-family: Arial, Verdana;">Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 72 mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Batam (1,28 persen) dan deflasi tertinggi di Manado (1,88 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-18 dan ke-11 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional.</span></li><li><span style="font-size: 13.3333px; font-family: Arial, Verdana;">Inflasi di Palangka Raya (0,63 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (2,43 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65 persen), dan bahan makanan (0,38 persen).</span></li><li><span style="font-size: 13.3333px; font-family: Arial, Verdana;">Inflasi di Sampit (0,70 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,78 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,43 persen), dan sandang (0,24 persen).</span></li><li><span style="font-size: 13.3333px; font-family: Arial, Verdana;">Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,66 persen), diikuti oleh laju inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,45 persen) yang cukup rendah.</span></li><li><span style="font-size: 13.3333px; font-family: Arial, Verdana;">Komponen harga diatur pemerintah (administered prices) menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,54 persen) maupu n Sampit (0,71 persen).</span></li></ul></div>